KOTA BOGOR – Bakal Calon Wali Kota (Bacawalkot) Bogor sekaligus pengacara kondang, Farhat Abbas, mengkritik keras tindakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor yang membongkar baliho para Bakal Calon Walikota yang dianggap liar.
Menurut Farhat, tindakan tersebut seharusnya dilakukan dengan lebih humanis dan menghormati para bakal calon yang berniat baik untuk masa depan Kota Bogor.
“Cara-cara petugas Satpol PP adalah cara-cara jahat dan premanisme. Kami akan melaporkan tindakan ini ke pihak berwajib. Satpol PP itu sipil, bukan penegak hukum, dan tidak kebal hukum,” tegas Farhat Abbas dalam keterangannya, Rabu (29/5)
Farhat Abbas juga menyatakan bahwa jika dirinya terpilih dan dilantik sebagai Wali Kota Bogor, ia berjanji akan menindak dan menghukum anggota Satpol PP yang membongkar baliho para bakal calon walikota tersebut sesuai dengan perbuatannya.
“Saya berjanji jika saya terpilih jadi Wali Kota Bogor dan dilantik, Satpol PP yang membongkar baliho-baliho para calon Walikota Bogor akan saya tindak dan saya hukum sesuai perbuatannya. Saya akan menjadi pemimpin yang melindungi warga, pedagang kaki lima, UMKM, dan orang-orang yang terdzalimi,” ujar Farhat dengan tegas.
Farhat juga menambahkan bahwa ia akan mengambil tindakan tegas terhadap Satpol PP yang dianggap arogan dan merusak alat-alat peraga kampanye. Ia berjanji untuk mencabut seragam yang membuat Satpol PP merasa memiliki kekuasaan berlebihan.
“Mereka tidak boleh lagi menggunakan istilah Satpol, mereka bukan polisi dan bukan penegak hukum! Saya sudah tidak sabar untuk menindak dan menghukum mereka. Semoga masyarakat memilih dan Allah memudahkan saya menghancurkan kedzaliman,” tutupnya.
Tak jauh berbeda dengan pernyataan Farhat Abbas, Direktur Eksekutif Insan Cita Institute Sandi M. Ilham mengatakan, sebelum penertiban seharusnya Satpol PP memanggil para Bakal Calon Walikota beserta Tim agar ada kesepakatan untuk tidak memasang di wilayah tertentu.
“Satpol PP seharusnya harus lebih humanis, bahkan lebih bagus lagi menggunakan Surat Resmi pemanggilan kepada Para Bakal Calon Walikota dan Tim,” kata Sandi.
Lanjut Sandi,, apakah baliho yang sudah terpasang di wilayah terlarang, akan di copot oleh tim Bacawalkot sendiri, atau di copot oleh satpol PP.
“Ini lebih elok dan bijak karena lebih baik ada musyawarah jangan terkesan arogan. Mencopot baliho seperti memporak-porandakan begitu. Suka atau tidak suka, para Bakal Calon Walikota itu yang memasang baliho setelah di lantik jadi walikota akan jadi pimpinan nya para anggota Satpol PP,” ungkapnya. (DR)
