Oleh : Amanda Andriana
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu pasti melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Hal ini dilakukan setiap individu karena mereka adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain untuk sekedar memberikan dan menerima sebuah informasi.
Proses komunikasi tersebut yaitu komunikasi interpersonal. Komunikasi ini melibatkan sekurang-kurangnya dua individu untuk menghubungkan proses komunikasi yang sedang berjalan. Melalui komunikasi interpersonal, setiap individu dapat membangun hubungan baik dengan individu lainnya, karena dengan komunikasi interpersonal, setiap individu mampu mengenal lawan bicara dengan baik, sehingga menimbulkan rasa nyaman dan aman saat bertukar informasi.
Hal ini juga disebabkan adanya aspek sosial yang dirasakan setiap individu saat berinteraksi, yang mana hubungan antar individu akan menjadi intens saat merasakan nyaman satu sama lain, sehingga komunikasi interpersonal yang efektif, dapat dicapai dengan proses komunikasi yang baik.
Komunikasi interpersonal di era digital saat ini juga mengalami perubahan dalam proses komunikasi nya. Hal ini juga dipengaruhi perkembangan dari teknologi yang begitu pesat sehingga menimbulkan banyak mengubah pola hubungan dari proses komunikasi suatu individu saat ini. Namun, di sisi lain perkembangan teknologi saat ini sangat memudahkan setiap individu dalam melakukan mobilitas mereka, namun di waktu yang bersamaan juga menjadi suatu ancaman bagi setiap individu.
Salah satunya dapat mengubah pola hubungan antara anggota keluarga yang berdampak serius dalam aktivitas sehari-hari. Terutama kehadiran internet bagi generasi muda saat ini juga mengubah pola pikir mereka menjadi serba instant. Banyak individu yang melakukan proses komunikasi di keluarga hanya melalui smartphone dan jarang melakukannya dengan face to face. Namun, di sisi lain banyak juga orangtua yang belum terbiasa atas hadirnya internet, sehingga mereka masih menggunakan proses komunikasi secara face to face.
Di sisi lain internet juga dapat memudahkan proses komunikasi jarak jauh, namun dalam proses komunikasi tersebut, tak jarang individu dapat menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak dapat menyampaikan pesan dengan jujur. Hal ini diibaratkan sebagai proses komunikasi sebagai tali yang menghubungkan anggota keluarga menjadi usang dan berdebu, karena hadirnya internet. Maka dari itu tali tersebut menjadi tipis dan berakibat putus.
Masalah-masalah yang terjadi di dalam keluarga yang tumbuh di era digital menjadi suatu ancaman bagi para individu, seringkali individu tidak sadar bahwa keluarga nya sudah renggang. Hal ini disebabkan perubahan perilaku setiap individu akibat menggunakan teknologi dan menghasilkan kehidupan yang berlandaskan individualisme (Prasanthi, 2016). Seringkali dalam sebuah keluarga terlihat saling melengkapi, namun nyatanya mereka mempunyai kehidupan masing-masing.
Banyak individu yang mencari kebahagiaan sendiri di media sosial karena merasa hampa dan kehilangan makna dari keluarga itu sendiri. Para orang tua yang hidup berdampingan dengan teknologi juga terkadang tidak menjadi sosok yang dapat dicurahkan segala keluh kesah bagi anak-anak, mereka lebih memilih menitipkan anak di depan smartphone dan berharap anak akan nyaman, sehingga membuat anak dan orang tua tidak melakukan proses komunikasi secara langsung dan membuat anak dapat kehilangan peran dari orangtua.
Dari kurangnya proses komunikasi diantara anggota keluarga membuat setiap anggota menjadi kesulitan dalam menyampaikan aspek emosional mereka terhadap orang lain, Mereka cenderung menyembunyikan perasaan dan menjadi acuh terhadap orang lain karena afeksi yang tidak diterima di dalam keluarga. Dengan hal ini, para anggota keluarga tidak lagi membutuhkan satu sama lain, mereka menjadi individu yang apatis dan mempunyai pola pikir bahwa mereka mampu mengurus diri masing-masing. Sehingga peran keluarga hanyalah sebatas formalitas.
- Dari masalah diatas, dapat menimbulkan dampak yang serius bagi renggangnya sebuah keluarga, diantaranya yaitu menurut Eirin (2023) :Interaksi antar anggota keluarga yang berkurang. Anggota keluarga yang memiliki akses terhadap media sosial seringkali menghabiskan waktu mereka dengan berinteraksi dengan individu melalui dunia digital, namun dalam pengaplikasian terhadap keluarga, banyak diantara individu membuat jarak yang jauh di antara anggota keluarga. Mereka merasa bahwa interaksi Bersama keluarga bukanlah hal penting di hidup tiap individu. Padahal interaksi dengan keluarga adalah kebutuhan setiap individu dalam memenuhi aspek emosional dan kasih sayang.
- 2. Orangtua tidak lagi menjadi tempat bertanya bagi anak. Orangtua mempunyai peran penting bagi setiap tumbuh kembang seorang anak dan menjadi guru pertama bagi setiap anak, namun munculnya teknologi membuat semua pengetahuan dapat di akses oleh setiap anak. Hal ini membuat anak-anak mendapat pengetahuan lebih dulu. Sehingga hal ini memungkinkan kurangnya pendekatan antara orangtua dan anak.
Dalam kerenggangan yang terjadi pada sebuah keluarga, pasti mempunyai Solusi untuk mempererat hubungan keluarga melalui komunikasi interpersonal. Nurliana, Naufal, dan Ahmad (2023) menyebutkan terdapat 4 solusi, diantaranya :
- Membuat acara keluarga yang melibatkan interaksi secara intens. Acara ini dapat dimulai dengan sharing session dengan anggota keluarga untuk menyampaikan keluh kesah dan aspek emosional. Hal ini menjadi langkah baru bagi setiap anggota keluarga untuk memulai proses komunikasi interpersonal yang efektif.
- Batasi waktu tanpa perangkat digital. Orangtua dan anak dapat membuat perjanjian untuk membatasi screentime, dan mementingkan proses interaksi secara langsung agar anak dapat menjadi pribadi yang terbuka.
- Buat ruang bebas digital. Dalam mempertahankan interaksi antara orangtua dan anak di era digital dapat membuat ruang bebas digital, orangtua dan anak dapat membuat kegiatan yang dapat melatih proses interaksi menjadi aktif, seperti piknik, mengikuti workshop, atau sekedar hangout bersama. Hal ini dapat menjadi sebuah cara bagi orangtua dan anak dalam memberikan support, empati, dan kasih sayang.
Gunakan teknologi bersama. Kesempatan ini dapat dipergunakan orangtua dan anak untuk menjalin hubungan yang erat. Kegiatan yang dapat dilakukan dapat bermain game bersama, menonton film, menicptakan album foto,dll. Hal ini akan membuat masing-masing anggota keluarga merasa kehadirannya selalu dipenuhi oleh kasih sayang dan tercipta komunikasi interpersonal yang baik.
Teknologi saat ini dapat menjadi hal yang memudahkan bagi setiap individu sekaligus ancaman. Dengan teknologi, semua hal dapat berubah dengan cepat, bahkan memengaruhi pola komunikasi pada keluarga. Maka dari itu, setiap keluarga harus melakukan interaksi melalui komunikasi interpersonal dengan efektif, agar memenuhi aspek emosional seperti (empati, dukungan, keterbukaan, dan perasaan positif).
Hal tersebut dapat di dampingi dengan penggunaan teknologi yang efektif dan menjadikan teknologi sebuah sarana dalam proses komunikasi. Namun, semua itu juga didasari pada kesadaran masing-masing anggota keluarga untuk memprioritaskan komunikasi interpersonal di dalam keluarga. Dengan memprioritaskan hal tersebut, maka setiap anggota keluarga dapat menjadi terbuka satu sama lain dan hubungan keluarga menjadi lebih intens. Dari hal ini kita dapat melihat bahwa kekuatan komunikasi menjadi hal utama dalam renggangnya sebuah hubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Suhanti, I. Y., Puspitasari, D. N., & Noorrizki, R. D. (2018). Keterampilan komunikasi interpersonal mahasiswa UM. In Seminar Nasional Psikologi Klinis.
Prasanti, Dhita. (2016). Perubahan Media Komunikasi Dalam Pola Komunikasi Keluarga Di Era Digital. Jurnal Commed. Vol 1 (1). 69-81.
Ningsih, Widya M. (2023). Digitalisasi dan Keharmonisan Keluarga: Tantangan dan Solusi.
Eirin, G. (2023). Dampak Positif dan Negatif Kemajuan IPTEK bagi Lingkungan Keluarga. Bobo.id Teman Bermain dan Belajar.
Pratiwi. N, Maulana. AN, Ismail. ZA. (2023). Dinamika Interaksi Keluarga dalam Era Digital: Implikasi terhadap Hubungan Orang Tua-Anak. Vol 13 (2). 77-86.
