JAKARTA – Tim gabungan Polri telah berhasil menangkap buronan nomor satu dari Kepolisian Thailand, Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman, di Badung, Bali, pada Kamis (30/5).
Operasi penangkapan ini melibatkan Divisi Hubinter Polri, Bareskrim Polri, Ditreskrimum Polda Sumatera Utara, dan Ditreskrimum Polda Bali, dengan dukungan Kepolisian Thailand.
Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Ahad (2/6), Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan bahwa Chaowalit merupakan buronan yang sangat dicari oleh otoritas Thailand atas berbagai kejahatan yang telah dilakukannya.
“Penangkapan ini berawal dari Red Notice yang dikeluarkan oleh Royal Thai Police pada 16 Februari 2024 atas nama Chaowalit Thongduang,” jelas Wahyu.
Berdasarkan Red Notice tersebut, tim gabungan melakukan penyelidikan intensif dan berkoordinasi dengan kepolisian di berbagai wilayah. Informasi awal menunjukkan keberadaan Chaowalit di Medan, Sumatera Utara, sebelum akhirnya terdeteksi di Bali.
Setelah mendapatkan petunjuk bahwa buronan tersebut telah berpindah ke Bali, tim gabungan segera menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Bali. Mereka berhasil mengidentifikasi keberadaan Sulaiman di Apartemen Kembar, Jalan Dewi Sri XII Nomor 2X, Kabupaten Badung.
“Tim gabungan berhasil menangkap Chaowalit pada saat itu juga,” ungkap Wahyu.
Dalam penangkapan tersebut, sejumlah barang bukti diamankan, termasuk empat handphone, identitas palsu berupa KTP, Kartu Keluarga, dan akta kelahiran atas nama Sulaiman dari Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, serta buku tabungan dan kartu debit dari BCA dan Krungthai Bank.
Pada kesempatan yang sama, Secretary-General of the Office of Narcotics Control Board Pol Lieutenant General Phanurat Lukboon yang turut hadir dalam konferensi pers tersebut mengucapkan terima kasih kepada Kepolisian Indonesia atas penangkapan buronan ini.
“Terima kasih kepada Direktur Kepolisian Negara Indonesia yang telah membantu sampai tersangka ini tertangkap. Terima kasih sekali lagi kepada Direktur Kepolisian Indonesia,” ujar Phanurat. (*/DR)
